Jika ia adalah barisan puisi yang indah
Aku adalah penyair yang akan memujanya
Dibalik angin yang meniup basah
Disitulah bianglala akan memuja dengan setia
Jika ia adalah api membakar dalam nyala
Aku adalah asap yang menjadi sahabatnya
Diantara percik-percik titik api
Disanalah buih akan menjadi air suci
Ketika kau melenggang tanpa memandang
Kurelakan hatiku untuk tertahan
Di bisik-bisik bayu yang memburu
Tersandarkan lelah jiwa dalam beku
Mungkin tak akan ada yang nyata
Dari bisik bayu pada bianglala
Ia akan tetap pergi dengan sempurna
Tanpa mau tahu disini aku melukis luka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar