Senin, 28 Mei 2012

Relief Abu-abu


. . .

Mengapa harus lagi, kuteguk anyirnya darah, dari lukaku
Setelah sekian waktu senyummu memapahku, dalam meditasi rindu
Menjadikan lingkup ruang terasa begitu aneh
Mengayunkan sajak menuju lorong gelap dan hitam

Ah.. sebenarnya apa yang hendak kau mainkan
Sajak luka ataukah sajak hujan
Sepertinya sama saja
Bagiku semua adalah tangisan

Andai kau bisa selami hatiku
Mungkin akan dapat kau temui sebuah wajah, yang rupanya tak asing bagimu
Andai kau tak mampu selami hatiku
Aku mungkin bisa memberi jawaban ketidakmampuanmu
Wajah itu adalah rautmu
Terukir bersama airmata sajak rindu

Tapi meragu
Bisakah rautmu mengekal di sudut hati
Setelah kau mainkan sajakku bersama jatuh hujan
Terlupakan . . .

. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar