Tulus itu, ketika ucapan, perbuatan berbalut rasa ikhlas
Ketika tak ada dusta antara airmata dan senyuman
Tulus itu kesejukan
Yang disampaikan hujan pada tanah
sebagai tanda penghidupan
Tulus itu tanpa batas
Seperti udara yang mampu merasuk ke semua relung
Setiap celah
dan tiap-tiap nafas
Tulus itu adalah harapan
Menguatkan kalbu dari ketidakberdayaan
di jejak kehidupan
Tulus itu kerelaan tanpa pamrih
Tulus itu teramat indah
Yang harusnya hadir tanpa lelah
Seperti tulusnya bunda dalam kasih sayangnya
Seperti tulusnya ayah dalam peluh keringatnya
Dan tulus itu sebenarnya adalah cintamu
Yang menguatkan
Aku untuk tetap bertahan
Dalam bengis senyum kehidupan
Rabu, 26 September 2012
Sabtu, 08 September 2012
Kelam-mu
~ ~ ~
Tak ingin menjadi sesuatu yang tak berharga
Terbuang meski tak terlepas
Raga membisu karena terlalu
Mengangankan karena menginginkan
Buanglah dan pergilah
Jika cinta itu telah nyata pergi
Tak usah bertahan
Jika tak mampu menahan
Aku mampu, meski akhirnya cintaku tak akan bertuan
* * *
Jumat, 31 Agustus 2012
Episode airmata
~ ~ ~
Episode airmata yang melelahkan
Hilir mudik harapan usang
Harus segera terlupakan
Takut terjatuh
Dan takut tak bisa bangkit lagi
Begitu patah
Dalam sunyi yang menjamah
Gerimis mengayun langkah
Merintik jatuh berlepasan
Seumpama tetes airmata dalam luka
Tak mampu lagi untuk bertahan
Inilah sunyi ...
Separuh jiwaku pergi
* * *
Episode airmata yang melelahkan
Hilir mudik harapan usang
Harus segera terlupakan
Takut terjatuh
Dan takut tak bisa bangkit lagi
Begitu patah
Dalam sunyi yang menjamah
Gerimis mengayun langkah
Merintik jatuh berlepasan
Seumpama tetes airmata dalam luka
Tak mampu lagi untuk bertahan
Inilah sunyi ...
Separuh jiwaku pergi
* * *
Muara Kita
~ ~ ~
Langkah kembali gontai
Hati kembali sepi
Airmata kembali menganak sungai
Detik yang kembali sunyi,membunuhku
Dengan lukaku, aku tak mampu
Dirimu dahulu penopang sepiku
kini perlahan jauh, karna pintaku
Aku yang takut kehilanganmu
namun aku takhluk oleh acuhmu
Aku tak sanggup lagi menunggu
Meski dengan itu, aku kehilangan sebagian hidupku
Tinggalkan aku dengan kerelaanmu
Kuantar pergimu bersama seluruh cintaku
Tetap saja, aku kehilanganmu
Milik-ku . . .
* * *
Langkah kembali gontai
Hati kembali sepi
Airmata kembali menganak sungai
Detik yang kembali sunyi,membunuhku
Dengan lukaku, aku tak mampu
Dirimu dahulu penopang sepiku
kini perlahan jauh, karna pintaku
Aku yang takut kehilanganmu
namun aku takhluk oleh acuhmu
Aku tak sanggup lagi menunggu
Meski dengan itu, aku kehilangan sebagian hidupku
Tinggalkan aku dengan kerelaanmu
Kuantar pergimu bersama seluruh cintaku
Tetap saja, aku kehilanganmu
Milik-ku . . .
* * *
Sesalku dalam diammu
Prahara dalam diammu
Menghanguskan keegoan dalam kekakuan fikirku
Mencabik rasa perih membatu
Dikehampaan langkah tanpa sambutmu
Ingin kunikmati sesal ini
Dan sembunyikan diri dibalik malam
Namun tubuhku melunglai
Sebab rindu telah sampai diujung jemariku
Aku tak mampu hapus sakit dihatimu
Namun aku juga tak mampu memupus semua tentangmu
Dikedalaman cintaku masihlah satu
Lempeng cinta bertulis namamu
Menghanguskan keegoan dalam kekakuan fikirku
Mencabik rasa perih membatu
Dikehampaan langkah tanpa sambutmu
Ingin kunikmati sesal ini
Dan sembunyikan diri dibalik malam
Namun tubuhku melunglai
Sebab rindu telah sampai diujung jemariku
Aku tak mampu hapus sakit dihatimu
Namun aku juga tak mampu memupus semua tentangmu
Dikedalaman cintaku masihlah satu
Lempeng cinta bertulis namamu
Kamis, 30 Agustus 2012
Cahaya yang harusnya tak menyapa dalam gelap jiwa, meski cahaya itu menyapa dengan penuh kilaunya, tak harusnya mengakar dalam dada, hingga luka kan menganga jika kehilangannya...
~ ~ ~
Aku seolah airmata yang tak pernah sampai di pelupuk
Aku seolah airmata yang tak pernah sampai di pelupuk
Hanya terpendam menjadi bongkah menyesakkan
Akan nampak elok jika tetap bersemayam dalam diam
Kar'na nampakku adalah sebuah tangisan
* * *
* * *
Resah Tak Bernama
~ ~ ~
Aku kembali pada titik dimana aku tak bisa tersenyum dengan lapang
Melangkah dengan ringan
Tak mampu menengadahkan kepala, menatap birunya langit
Serta indahnya pelangi
Kian tertunduk dalam buaian beban
Bersama sedikit pilu, tertahan
Ah... sebenarnya beban apa ini
Aku tak sanggup membagi
Tak sanggup mencari arti
Tak sanggup pula mengikis sedikit demi sedikit
dari hati
Jika saja rintik hujan mampir dipagi ini
Mungkin saja dapat aku titipkan sedikit pilu
Biar ia mengalir bersama rintik yang jatuh kebumi
Agar hatiku tak terasa berat
oleh beban tak bernama ini
Beban tak bernama ini kusimpan dalam keheningan
Biar anginpun tak mampu tahu
Ada beban menggelayut dalam benakku
Jangan ada yang sampai tahu
Aku hanya ingin nikmati beban itu
Dalam helaan panjangku
* * *
Aku kembali pada titik dimana aku tak bisa tersenyum dengan lapang
Melangkah dengan ringan
Tak mampu menengadahkan kepala, menatap birunya langit
Serta indahnya pelangi
Kian tertunduk dalam buaian beban
Bersama sedikit pilu, tertahan
Ah... sebenarnya beban apa ini
Aku tak sanggup membagi
Tak sanggup mencari arti
Tak sanggup pula mengikis sedikit demi sedikit
dari hati
Jika saja rintik hujan mampir dipagi ini
Mungkin saja dapat aku titipkan sedikit pilu
Biar ia mengalir bersama rintik yang jatuh kebumi
Agar hatiku tak terasa berat
oleh beban tak bernama ini
Beban tak bernama ini kusimpan dalam keheningan
Biar anginpun tak mampu tahu
Ada beban menggelayut dalam benakku
Jangan ada yang sampai tahu
Aku hanya ingin nikmati beban itu
Dalam helaan panjangku
* * *
Selasa, 28 Agustus 2012
Hakikatmu
~ ~ ~
Sekejap berlalu
Sekejap berlalu
Tak ada yang mampu mengisi kosong itu
Semua menghampa
Tak ada kata
Ataupun cerita
Semua kosong
Semua hampa
Sebab kamulah sampul kosongnya jiwa
* * *
* * *
Selasa, 14 Agustus 2012
Derita Cinta
~ ~ ~
Inilah waktu
Dimana bianglala terlarut dalam tangisan
Memerah airmata dalam teguk keperihan
Memanggul duka pada puncak kepenatan
Inilah waktu
Ketika sepi harus kembali menari dalam hari
Melepaskan isyarat hampa pada seteguk mimpi
Menjadikan ajal sebagai penyambut nyerinya hati
Terlambat melepas
Terlambat untuk merelakan
Jejak bayangan telah sukar dihapuskan
Mengeras pada lintasan angan
Inilah jerat waktu
Jeratan yang diantar sepi pada mahligai rindu
Melumpuhkan riuh menjadi haru
Derita Cinta itu
menjadikan semua terasa kelu
* * *
Inilah waktu
Dimana bianglala terlarut dalam tangisan
Memerah airmata dalam teguk keperihan
Memanggul duka pada puncak kepenatan
Inilah waktu
Ketika sepi harus kembali menari dalam hari
Melepaskan isyarat hampa pada seteguk mimpi
Menjadikan ajal sebagai penyambut nyerinya hati
Terlambat melepas
Terlambat untuk merelakan
Jejak bayangan telah sukar dihapuskan
Mengeras pada lintasan angan
Inilah jerat waktu
Jeratan yang diantar sepi pada mahligai rindu
Melumpuhkan riuh menjadi haru
Derita Cinta itu
menjadikan semua terasa kelu
* * *
Senin, 06 Agustus 2012
Jalan Hitam
. . .
Jalan-jalan hitam
pekat
Samar tak berkesudahan
Jalan-jalan hitam
dalam ceruk tangisan
dari dasar palung hatiku
Ada yang terhampar
pada jejak hitam
tanpa nyala
tanpa setitikpun cahaya
Aku melata
Mengendus jejak dari sesiapa
Tapi lama
tak mampu temukan jalan cahaya
Jalan-jalan hitam
melegam
Mengantarku pada titik hilang
tanpa pandangan
* * *
Sabtu, 28 Juli 2012
Sepotong Rasa di Angkasa Subuh
~ ~ ~
Ketika pagi masih berjelaga
Tatkala jerit subuh beranjak mengangkasa
Tatap mataku jauh menerawang
Sekilas ku lihat senyummu
Melintas seiring derai angin, merangkul dalam tatapanku
Dan getar halus menjalar
Merayapi dinding sepiku
Merayapi dinding sepiku
Dan memaksaku, terus mengingatimu
Dari detik ke menit
Rasa itu kian membungkus aku dalam kalut
Bahwa getar itu adalah sebagian dari gelisah
Puncak dari jarak terhampar, antara kita
Dalam sendunya hati
Dalam pilunya sepi
Aku sampaikan dalam angkasa subuh
Rasa itu kian membungkus aku dalam kalut
Bahwa getar itu adalah sebagian dari gelisah
Puncak dari jarak terhampar, antara kita
Dalam sendunya hati
Dalam pilunya sepi
Aku sampaikan dalam angkasa subuh
Bahwa aku kangen kamu
"Milik-ku"
* * *
Selasa, 17 Juli 2012
Teramat Lelah Menunggu MATI
~ ~ ~
Ingin melupakan
namun tak bisa dilupakan
Ingin membenci
namun tak sanggup untuk membenci
Ah ... aku lelah
Menanti maut segera hampiri
Masih aku dipersimpangan sunyi
menunggu mati
.
Ah ... aku lelah
Menanti maut segera hampiri
Masih aku dipersimpangan sunyi
menunggu mati
.
.
seorang diri
* * *
Senin, 09 Juli 2012
Detik Tanpa Kata
~ ~ ~
Detik ini sunyi
Dalam pahatannya hanya bisu
Geliat manja yang biasa nyala
tak ada tercipta
Hanya kesepian menjamah antara masa
Sepanjang lindung dan waktu
Gempita menghampa dalam pesona
Terjebak sunyi
dan diam yang tak mampu diakhiri
Derap langkah kaki seolah alpa jua
Derak angin, membisik tanpa suara
Kian memasung hari
dalam detik yang sunyi
Menjadikan menit ini mati
Detik tanpa kata
Detik yang tak hendak diurai dengan tawa
Detik ini bisu meraja
Semua suara tercekik tak dapat terbaca
hening tanpa makna
* * *
* * *
Kembali
. . .
Tak ada gerak yang bergulir
Dalam detakan jantung berulir
Dari waktu ke waktu
Semua seolah diam kaku
Aku membusuk dalam sendiriku
Aku basah dalam asingku
Gemulai gerakan ilalang
Menembus batas duka yang panjang
Dipersimpangan jalan aku diam
Dipersimpangan jalan aku diam
Dan karena rindu, akhirnya kini aku pulang
~ ~ ~
Selaksa Jarak
~ ~ ~
Jarak tak akan tahu
Bahwa aku mencintaimu
Jarak tak akan pernah tahu
Bahwa rindu ini milikmu
Jarakpun tak mau tahu
Jika senyummu adalah milikku
Dan jarak itu yang kini membentang antaraku dan dirimu
Menyisakan untaian rindu mengharu dibenakku
Hanya lewat jala doa
Dalam bentangan bait-bait pinta
Senantiasa aku meminta kebersamaan kita
Semoga cinta kan menjadi jembatan kita berdua
Selamanya . . .
* * *
Kamis, 05 Juli 2012
Mistikus Cinta
~ ~ ~
Cinta memang sebuah misteri
Datang tak diundang
Pergipun tiba-tiba namun meninggalkan bekas
Ada bait remuk dalam hati
Ketika cinta beranjak pergi
Dan tatkala mentari kasih kembali menari
Rasa penuh arti kan menjamah hati
Cinta tak bisa ditebak dimana ia kan meneluhkan sihirnya
Dalam sejatinya ia, tak bisa diterjemahkan dalam kata
Itulah Cinta
Hingga kini pesonanya masih membutakan setiap nyawa
Dalam terluntapun manusia kan jua mengejarnya
Selalu dan selamanya
* * *
Selasa, 03 Juli 2012
Karenamu, kini Aku Pilu
~ ~ ~
Ketika kita tak lagi berjalan sehaluan
Aku memilih diam
Mencoba merayu dalam bisu
Berharap senyap segera terbunuh waktu
Ketika kita tak lagi sepaham
Aku juga memilih diam
Semoga ketidaksepahaman itu segera melelah
Kemudian pergi tak lagi melingkari
Jarak yang berteriak
Keadaan yang tak mampu ditakhlukkan
Menjadikan semua nampak sembilu
Meniupkan sedu dalam sajakku
Ketika ini aku hanya ingin diam
Melolongkan perih didetik rapuhku
Memasung sepi di pusat pendiamanku
* * *
Senin, 02 Juli 2012
Goresan Awal Juli
~ ~ ~
Degup jantung terdengar tajam
Detak nadi berbisik mesra
Getar rasa membias manja
Dalam pelukan gairah sepi
menangkup sunyi
Ah... gumamku lemah
Banyak sudah peristiwa yang membayang di larik hari
Tentang sebuah hati yang merindu
Akan senyum tulusnya yang berkesan
Ada yang tak mampu kulupa
Tentang cerita indah miliknya
menjadikan aku selalu dalam harap
senantiasa bersamanya
Melarungkan sepi dalam lautan mimpi
Menjadikan detik ini berarti
pasti
* * *
Melarungkan sepi dalam lautan mimpi
Menjadikan detik ini berarti
pasti
* * *
Sabtu, 30 Juni 2012
Di Lambang Sunyi
~ ~ ~
Angin menderak tanpa suara
Senyap hari tiada sesiapa
Dipertengahan larut sahaya terjaga
Demi sujudnya hati
Atas sujud dalam hening hari
Terduduk ketika sunyi
Ketika suara alam terdengar bernyanyi di kejauhan
Tertunduk aku diantara diam
Diantara doa panjang dalam sabda malam
Tersujud dengan sepotong perih rasa
Aku mengembara bersama doa tua
Meneguhkan kedalaman pinta seorang hamba
Meneguhkan kedalaman pinta seorang hamba
Yang terlunta atas suntuknya sebuah asa
Aku masih di lambang sunyi
Meminta secuil asa menjadi nyata
Di tengah larut menjerit dalam doa
Aku hangus dalam sepi tak bernama
* * *
Kamis, 28 Juni 2012
One Day
~ ~ ~
Akan ada hari itu
Dimana langit tak kan melontarkan tangis
Dan mendung tak kan menelanjangi kilau mentari
Detik itu tak lagi menikamkan suram
Tak lagi menancapkan sedu dalam lanskap kematian
Akan ada hari itu
Dimana tawa kan melapukkan masa
Membangun diam dari cerita selepas luka
Menghidupkan mimpi dari harapan yang hampir tiada
Andai hari itu tiba
Semoga nafas ini masih dalam dada
Demi sebuah masa yang menjelmakan cinta ditiap baitnya
Kurelakan menitku terbungkus hujatan luka
Dalam tenung bayang-bayang surga
* * *
Makna Rintikan Hujan
"Catatan Milik Kawan"
~ ~ ~
Apa yang kau rasa hari ini
Ketika awan mendung menyapu bumi
Ketika rintik hujan membasahi tanah
Dan semilir angin dingin menusuk kulit
Mungkinkah suasana mendung itu menambah mendung di hatimu?
Mendung hati memaknai hidup lebih terjal
Ketika sang kekasih hati terlihat samar di kejauhan
Ketika sang sahabat terlihat kabur dipelupuk mata
Dan ketika orang-orang tersayang tak dapat terjangkau
Tapi heiii…
Cobalah melakukan sesuatu
Meresapi mendung…
Meresapi makna air hujan itu…
Meresapi harum tanah ini…
Engkau akan merasakan ada nuansa baru di dalam jiwa
Akan merasakan semangat
Esok akan lebih baik lagi
Dan semoga engkau bisa belajar dari pengalaman hari ini..
* * *
~ ~ ~
Apa yang kau rasa hari ini
Ketika awan mendung menyapu bumi
Ketika rintik hujan membasahi tanah
Dan semilir angin dingin menusuk kulit
Mungkinkah suasana mendung itu menambah mendung di hatimu?
Mendung hati memaknai hidup lebih terjal
Ketika sang kekasih hati terlihat samar di kejauhan
Ketika sang sahabat terlihat kabur dipelupuk mata
Dan ketika orang-orang tersayang tak dapat terjangkau
Tapi heiii…
Cobalah melakukan sesuatu
Meresapi mendung…
Meresapi makna air hujan itu…
Meresapi harum tanah ini…
Engkau akan merasakan ada nuansa baru di dalam jiwa
Akan merasakan semangat
Esok akan lebih baik lagi
Dan semoga engkau bisa belajar dari pengalaman hari ini..
* * *
Rapsodia Pagi
~ ~ ~
Pagi ini mentari lenyap
Terpenggal mendung yang mendesisikan kesunyian
Bentang awan kelam berlarian
Sesekali menjatuh pilu dalam rintikan
Ceria pagi terbunuh hujan
Meniupkan dingin mengantar pada hening
Meniupkan dingin mengantar pada hening
Melarungkan sebangkai rasa
Puncak dari segala sepi
Atas lenguh peluh dalam gemuruh
Pagi ini sunyi
Hujan membungkusnya tanpa peri
Ia sekarat tanpa mimpi
Di puncak sakaratul atas rentanya hari
* * *
Rabu, 27 Juni 2012
Peminang Mimpi
~ ~ ~
Aku mencoba bertahan
Meski kaki dan nafasku tak mampu lagi menahan
Derita ini menyesakkan
Namun aku masih ingin tetap bertahan
Meski hanya berbekal sekutip doa
Ingin kutenggak habis harapanku
Menempuh lara sepanjang urat darah
Demi meminang sosokmu
Kemudian menjadikannya pematik rindu
sepanjang nafasku
Mengembang kala langit berselimut jelaga
Itulah dirimu juga asa yang kau tawarkan
Dan bagiku kau adalah surga
Tempat dimana sukacita berada
Dan akulah pemuja
hendak menasbihkan diri dalam surga yang kau punya
Aku tak hendak berlari
Apalagi hendak membakar mimpi
Jika cinta tak gampang pergi
Masihlah, aku setia disini
Menunggumu
menjelmakan segala janji
Mengusaikan hariku
atas derita sunyi
* * *
Selasa, 26 Juni 2012
rasa seirama wangi bunga
Ada rasa seirama wangi bunga
Meniup dingin
Seketika meluap panas
Menghindar saat berada
Mengharap kala tiada
Ia memompa lembut seperti angin memijat langit
Seperti roh rindu yang mengangkasa dalam darah cinta
Ia mengakar dalam aorta
Ia mengakar dalam aorta
Berdenyut lincah seperti cahaya redup menggigil, dalam dada
Itulah rasa seirama wangi bunga
Merajamiku dalam perihnya bahagia
Melingkari hening dalam gairah tanpa alpa
* * *
Senin, 25 Juni 2012
Tetap Tersenyum
~ ~ ~
Aku tetap tersenyum
Meski kau mengacuhkanku
Aku tetap tersenyum
Meski kau tak hampiri aku
Aku tetap tersenyum
Meski ada luka dihatiku
Aku akan tetap tersenyum
Meski kau meninggalkanku
Aku akan selalu tersenyum
Meski perih kehilanganmu
Dan aku akan tetap tersenyum
Meski ada luka menganga di ulu jantungku
* * *
Rinduku Kalut
~ ~ ~
Rinduku menderas dalam kalut
Detik ini tak mampu tahu
Sejukmu, aku alpa tentang itu
Apakah suka tengah membahana, meski dalam gulana
Ataukah kau terlelap hendak melupa
Kisah kita yang jauh dari sempurna
yang nyata suguhkan keperihan semata
Namun aku ingin rindu ini berarti
Tak hanya berakhir hingga detik ini
Balaslah rindu kalutku
Sempurnaku tak akan ada tanpamu
* * *
Jumat, 22 Juni 2012
Mengakhiri Sepi
~ ~ ~
Bagaimana cara mengakhiri sepi ini
Setelah sekian waktu aku tak mampu membaca bayanganmu
Dengan bernyanyikah
atau berteriakkah
Nyata dalam harap
Dirimu menyapaku walau dalam sekejap bayang
Agar mimpi ini tak terusik ragu
Yang sepertinya amat setia mengintai antara tirai rasaku
Inginnya
Dirimulah yang mengakhiri sepi ini
Dengan seteguk senyumanmu
Rapuhkan detik ragu yang mengakar dalam benakku
Selalu
Harapanku hanyalah hadirmu
Menasbihkan segala rindu dalam ciuman terpilu
* * *
Kamis, 21 Juni 2012
Rumitnya Sebuah Keinginan
~ ~ ~
Setelah sekian waktu mampu bernyanyi tentang surga
Detik ini harus ku nyanyikan dawai neraka
Nestapa
tentunya
Perih sayatan tercipta di sudut hati
Aku tersimpuh sendiri
Tangisi
Resah ini
Aku yang tak mampu menghapus jejakmu
Mencoba menggantikan ia di hatiku
dengan senyummu
Puncaknya duniaku berkalang nestapa
Sebab ia tak relakanku, menyambutmu dengan cinta
Ah....
Hanya mati
yang ingin aku temui
ketika ini
* * *
Setelah sekian waktu mampu bernyanyi tentang surga
Detik ini harus ku nyanyikan dawai neraka
Nestapa
tentunya
Perih sayatan tercipta di sudut hati
Aku tersimpuh sendiri
Tangisi
Resah ini
Aku yang tak mampu menghapus jejakmu
Mencoba menggantikan ia di hatiku
dengan senyummu
Puncaknya duniaku berkalang nestapa
Sebab ia tak relakanku, menyambutmu dengan cinta
Ah....
Hanya mati
yang ingin aku temui
ketika ini
* * *
Neraka Dalam Genggamanku
~ ~ ~
Aku hadirkan neraka di genggaman
Hadirkan tangis dihatimu
Setelah perdebatan panjang
melelahkan
perih
menyakitkan
Hanya mampu berdiri dalam diam
Terpaku menahan laraku
dalam dada
Ah.. inilah luka
Aku menggoresnya jelas antara kita
Aku menjadikan rasaku sebagai jarak
dalam tautan kita
Maafkan aku
Aku memang tak mampu
Bukan aku yang terbaik untuk sepimu
Ampuni aku
Izinkan aku berlalu
dari hidupmu
* * *
Aku hadirkan neraka di genggaman
Hadirkan tangis dihatimu
Setelah perdebatan panjang
melelahkan
perih
menyakitkan
Hanya mampu berdiri dalam diam
Terpaku menahan laraku
dalam dada
Ah.. inilah luka
Aku menggoresnya jelas antara kita
Aku menjadikan rasaku sebagai jarak
dalam tautan kita
Maafkan aku
Aku memang tak mampu
Bukan aku yang terbaik untuk sepimu
Ampuni aku
Izinkan aku berlalu
dari hidupmu
* * *
Rabu, 20 Juni 2012
Hasrat yang tak pernah Mati
~ ~ ~
Dalam darah, geriapnya memanggang gelora
Tertawa hening dalam bisikan mesra
meronta
mempesona
Setiap indah yang di sunggingkan
Adalah warna asmara dalam tataran surga
suka
bahagia
Tak ada yang mampu terasingkan
Setiap sajak yang dibuatnya adalah warna tanpa alpa
Membungkus sepiku
Dan membunuh sunyi tanpa ragu
Adalah cerita tentang sebuah kalimat suci
Ditiupkan oleh hening angin pada labirin hati
Tentang hasrat yang tak pernah mati
Dalam hati, untukmu yang aku cintai
* * *
Selasa, 19 Juni 2012
Asa di puncak ragu
~ ~ ~
Gelisah mengalun dalam kering nafasku
Dengan cucuran bening menderas dalam bisu
Menderas seolah aliran darah dari luka lamaku
Sederas dendam yang menusuk ulu hatiku
Aku benci cinta yang menyengsarakan
Menyudutkan mimpi dalam tabir kesunyian
Berapa lama lagi harus kususuri gelisah ini
sendiri
Berapa lama lagi harus ku cecapi pahitnya harap ini
dalam sepi
Bayanganmu saja tak hendak hibur hatiku
Wartamu pun tak kudengar indah dalam pendengaranku
-
-
-
Se-jam telah berlalu
Aku semakin kosong dengan harapanku
Gelisah itu mengantarku pada puncak ragu
Kebenaran hatimu adalah rahasia yang tak pernah aku tahu
* * *
Minggu, 17 Juni 2012
Ceracau Sepi
~ ~ ~
Kadang
saat sendiri
bayangmu datang menyapa
mengganggu
detik diamku
tinggalkan galau
dihatiku
Kadang
Bila kau disisiku
hanya mampu membisu
meski ribuan kata ingin kuungkap dihadapanmu
Kadang
Pikiranku menerawang
Ingin rasanya berpisah denganmu
ingin lupakan segala tentangmu
namun hatiku
tak mampu lakukan itu
* * *
Intuisi Pagi
~ ~ ~
Ampuni aku
Jika aku membuatmu
terganggu
dengan hadirku
Di dalam hati
Aku mencintaimu
sepenuh hatiku
sepenuh jiwa ragaku
Hanya padamu
dalam dekapanmu
berdua denganmu
menyusuri jengkal masaku
Bersama sadarku
ku serahkan hidupku
menghamba untuk hatimu
mengangkasa bersama langitmu
Maafkan aku
Sebab cintaku
yang terlalu
menjadikan beban hidupmu
* * *
Kamis, 14 Juni 2012
Sepanjang Harapan
~ ~ ~
milikimu sepanjang waktu
memelukmu sepanjang petang
Menyanyi ku pada puncak angan
menggemakan namamu di sepanjang sepi
menasbihkan rindumu di sepanjang doa
Berlari ku diantara bayang harapan panjang
mengukir jejakmu sepanjang diam
menangkup sepimu sepanjang kelam
kekalnya dirimu di sepanjang kehidupan
* * *
Selasa, 12 Juni 2012
Romantika Airmata
~ ~ ~
Tentang kita
Mengiaskan musim dalam ribuan perih
dalam bisik yang tertatih
Menjelmakan rasa, dalam prahara dukalara
Tentang kita
Cerita diambang luka
Menasbihkan segala peluk dalam duka cita
Dalam jeritan rindumu
Antara pekikan tangisanku
Ini adalah romantika antara sepi yang terkapar
Menujahkan sedu dalam lenguh airmata
Melontarkan tangis kemayaan tanpa makna
Cerita kita adalah sanggah penuh nestapa
yang dukanya teramat nyata menikam jiwa
Namun masih ada harapan jingga diujung sana
Penawar bagi derita, dari asmaraku yang terlunta
* * *
Tentang kita
Mengiaskan musim dalam ribuan perih
dalam bisik yang tertatih
Menjelmakan rasa, dalam prahara dukalara
Tentang kita
Cerita diambang luka
Menasbihkan segala peluk dalam duka cita
Dalam jeritan rindumu
Antara pekikan tangisanku
Ini adalah romantika antara sepi yang terkapar
Menujahkan sedu dalam lenguh airmata
Melontarkan tangis kemayaan tanpa makna
Cerita kita adalah sanggah penuh nestapa
yang dukanya teramat nyata menikam jiwa
Namun masih ada harapan jingga diujung sana
Penawar bagi derita, dari asmaraku yang terlunta
* * *
Sepisau Dukalara-ku
~ ~ ~
Tak mampu menghitung detik disampingmu
Tak kuasa mematik mimpi bersamamu
Jejak kita terpasung belenggu pilu
menujahkan sedu
Kisah perjalanan menjeritkan kekalutan
menempuh arah kekosongan
Tak nampak bermuara dimana
Dan akan bercerita tentang apa, pada akhirnya
Nyeri ini tak berkesudahan
Parau hati terluka, menggenggam sejambak harapan
Akankah seteguk mimpi kan menjadi api
Atau hanya akan tumbang menjadi bangkai
Aku masih sunyi
Akan kepastian jejak rangkai sekutip mimpi
Dan aku masih berlari
Menjemput asamu agar tak mati, dibelantara ketidakpastian ini
* * *
Tak mampu menghitung detik disampingmu
Tak kuasa mematik mimpi bersamamu
Jejak kita terpasung belenggu pilu
menujahkan sedu
Kisah perjalanan menjeritkan kekalutan
menempuh arah kekosongan
Tak nampak bermuara dimana
Dan akan bercerita tentang apa, pada akhirnya
Nyeri ini tak berkesudahan
Parau hati terluka, menggenggam sejambak harapan
Akankah seteguk mimpi kan menjadi api
Atau hanya akan tumbang menjadi bangkai
Aku masih sunyi
Akan kepastian jejak rangkai sekutip mimpi
Dan aku masih berlari
Menjemput asamu agar tak mati, dibelantara ketidakpastian ini
* * *
Senin, 11 Juni 2012
Terbunuh Rindu
~ ~ ~
Gelap begitu larut
Ia mengantar siang pada puncak tualang
Setelah senja menua sekian tadi
Tapi masih saja aku disini
Berdiri terpaku mencoba telanjangi sunyi
Dan anginpun menyanyi seirama desauannya
Mengguyubi udara dengan dingin yang menghunus
Namun tetap saja aku masih disini
Meski derita sepi kian membungkus
penuh rakus
Tak ada lain bertengger di batang otakku
Kecuali keresahan yang bertumpu pada wujudmu
Hadirmu yang tak kutemui sekian waktu
Menjadikan maut menjemput antara gemuruh rindu
Kau yang menjadikan cintamu membatu, dalam kalbu
Kian pula menjadikanku terbunuh rindu
Tatkala sepiku tak mampu membelai bayanganmu
Dalam bentangan selaksa imajiku
* * *
Sabtu, 09 Juni 2012
Dibalik Hujan
~ ~ ~
Apa yang kau dengar dari gemericik hujan yang mendesah itu
Kepiluan yang merangkak dalam jiwa
Kesunyian yang berhembus dalam kediaman
Kesepian yang memuncak diatas ketiadaan
Keresahan yang menganak sungai karena kerinduan
.
.
.
Dibalik kepiluan kusebut namamu
Dibalik kesunyian kulihat bayangmu
Dibalik kesepian kutitip rinduku
Dibalik keresahan, hatiku ingin selalu bersamamu
* * *
Jumat, 08 Juni 2012
Gaung yang terpendam
~ ~ ~
Aku bosan diam
Ingin teriak lantang
Menembus semua celah
dan segenap ruang
Merasuk ke ujung gendang telingga semua orang
Bahwa aku
.
.
.
.
Mencintaimu
* * *
Beri Aku Arti
~ ~ ~
Pada saat seperti ini, izinkan aku pertanyakan
Dimana kau letakkan aku
Adakah aku seberharga cincin yang melingkar manis dijarimu
Ataukah aku senyaman sepatu tuamu yang tak terasa lagi bila dipakai
Akankah kau pertahankan aku selayak nyawamu
Ataukah namaku hanya akan melintas sekilas didetikmu
untuk kemudian menyublim seperti arwah tersedot surga
Ku harap kau mengerti
Sebab itulah, tolong beri aku arti
* * *
Kamis, 07 Juni 2012
Pengantar Lukaku
~ ~ ~
Hari ini ada airmata
yang basahnya ceritakan luka
Ia berlepasan, diujung mimpi tanpa kenyataan
Terisak dalam diam
Tercabik dalam sepi
Kini aku hilang, tanpa mimpi dan harapan
Warnamu telah kau surutkan
dari detik menitku
Kau tukar asamu dengan beludru kelabu
yang kilaunya tak nampak dimataku
Andai bisa basahnya mengusir luka
Ingin ku meratap tanpa hentinya
Agar luka ini lekas mengering
dalam batas sepi yang tak aku ingin
Kau pergi
Aku masih disini
Kau hilang
Aku masih mengenang
Jejakmu tak dapat kupungkiri
Ia masih nyala, meski wujudmu menghilang dalam terang
* * *
Hari ini ada airmata
yang basahnya ceritakan luka
Ia berlepasan, diujung mimpi tanpa kenyataan
Terisak dalam diam
Tercabik dalam sepi
Kini aku hilang, tanpa mimpi dan harapan
Warnamu telah kau surutkan
dari detik menitku
Kau tukar asamu dengan beludru kelabu
yang kilaunya tak nampak dimataku
Andai bisa basahnya mengusir luka
Ingin ku meratap tanpa hentinya
Agar luka ini lekas mengering
dalam batas sepi yang tak aku ingin
Kau pergi
Aku masih disini
Kau hilang
Aku masih mengenang
Jejakmu tak dapat kupungkiri
Ia masih nyala, meski wujudmu menghilang dalam terang
* * *
I wont give up
~ ~ ~
Aku ingin bangkit
dari keterpurukan yang menggerogoti hati
Aku ingin bangkit
dari nestapa yang mengurung mimpi
Aku ingin bangkit
dari mimpi yang tak hendak kau semai
Aku ingin bangkit
dari isak yang berlepasan dalam diam
Aku ingin bangkit
dari sepi yang bergelimangan
Aku ingin bangkit
dari sekedar mengangankanmu
Aku ingin bangkit
dari hancurnya aku mencintaimu
Aku ingin bangkit
benar-benar ingin bangkit
dari keterpurukanku akan muluknya mimpi milikimu
* * *
Aku ingin bangkit
dari keterpurukan yang menggerogoti hati
Aku ingin bangkit
dari nestapa yang mengurung mimpi
Aku ingin bangkit
dari mimpi yang tak hendak kau semai
Aku ingin bangkit
dari luka yang menguliti simpulan senyum
dari luka yang menguliti simpulan senyum
Aku ingin bangkit
dari isak yang berlepasan dalam diam
Aku ingin bangkit
dari sepi yang bergelimangan
Aku ingin bangkit
dari sekedar mengangankanmu
Aku ingin bangkit
dari hancurnya aku mencintaimu
Aku ingin bangkit
benar-benar ingin bangkit
dari keterpurukanku akan muluknya mimpi milikimu
* * *
Dilema
"Dan tiba saatku pada batas merinduimu . . ."
~ ~ ~
Sepi kali ini kian menjadi, tanpa isyarat dari senyum simpulmu
Aku termenung dalam diam, mencoba mengais arti diri, untukmu
Aku yang terperosok dijurang pengharapan usang, tak dapat kembali menjejakkan kaki pada duniaku yang semula, aku terperangkap dilema
Aku terkurung, terpasung diatas keinginan nikmati hujan bersamamu, yang aku sadari keinginan itu tak hendak disemai oleh waktu, sebab takdirku memang bukan untukmu
Hanya sepi yang dapat kutemui, hanya sunyi yang kini melingkari
Jejakmu teramat sulit kuturutkan, mimpimu pun hanya mampu kuangankan, dalam diam
* * *
Rabu, 06 Juni 2012
Ceritaku Tentangmu
~ ~ ~
Aku tak dapat berkata-kata
hanya hening menggema tanpa makna
Setelah aku tak mampu
mengendus jejak-jejak pesonamu
Aku tersapu di kejauhan mimpi
Melegendakan hati pada cerita miris tentang sunyi
Menasbihkan diri
dalam rapalan mantra tanpa elegi
Aku tenggelam dalam diam
Sepiku merayu untaian airmata,berlepasan
dari kelopak sahaja, tanpa nada
Ada yang hilang dari sudut hatiku
Kekalutan itu merajai hasrat jinggaku
Merapuhkan angan tentang mimpi sempurna
tentang Cinta
Di jemari ini aku menari
Mengganggapmu seolah tak ada
Membias guratanmu hingga tanpa makna
Tanpa cerita
* * *
Aku tak dapat berkata-kata
hanya hening menggema tanpa makna
Setelah aku tak mampu
mengendus jejak-jejak pesonamu
Aku tersapu di kejauhan mimpi
Melegendakan hati pada cerita miris tentang sunyi
Menasbihkan diri
dalam rapalan mantra tanpa elegi
Aku tenggelam dalam diam
Sepiku merayu untaian airmata,berlepasan
dari kelopak sahaja, tanpa nada
Ada yang hilang dari sudut hatiku
Kekalutan itu merajai hasrat jinggaku
Merapuhkan angan tentang mimpi sempurna
tentang Cinta
Di jemari ini aku menari
Mengganggapmu seolah tak ada
Membias guratanmu hingga tanpa makna
Tanpa cerita
* * *
Langganan:
Postingan (Atom)