Jumat, 11 Mei 2012

Hasrat Jingga




. . .

Pagi ini mendung menari dengan sedikit berlari, diantaranya angin suguhkan hawa menelusup dingin.
Aku masih terjaga, dari apa yang tak aku ingin rasakan, sepenuhnya melupakan kehadiran jingga yang penuh warna.

Jingga, hadirnya tak pernah disangka
Diamnya, runtuhkan segala angkuh yang ada
Jingga elokmu tak bisa kutepis dengan sempurna
Karena kalimatmu adalah mantra menikam hasrat jiwa

Pagi ini, mendung bergelayut seperti ini...
Mungkinkah jingga kan hadir sore nanti ???
Sesungguhnya, hanya senyum jingga yang mampu membuatku berdiri dengan kedua kakiku,     
Setelah biru yang tak mampu aku rengkuh, dalam dekapanku.

Jingga adalah cerita yang mengukir bahasa diantara luka-luka,
mengikis perih diantara ribuan caci maki.
Menemani dalam pahatan langkah terbata sendiri .

. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar