Hari ini berlalu dengan sedikit perjuangan. Terasa sunyi karena memang aku tengah sendiri, ingin berbagi tapi tak ada yang mau menghampiri. Entah harusnya kutuangkan diatas kertas yang mana, gundah gulanaku yang harusnya tak pernah ada. Malu rasanya bila harus mengatakan sejujurnya, aku terjatuh seperti kali sebelumnya. Tapi aku tak akan rela, membagi ceritaku dengan siapa saja. Cerita ini adalah prakata dari sebuah peristiwa, yang sajaknya masih tersimpan rahasia.
Elok nian burung yang terbang jauh disana, ia terbang bersama kawanannya, saling membantu dan menguatkan satu sama lainnya. Sedang aku disini hanya sendiri lewati sunyi.
Namun sesungguhnya aku tak benar-benar sendiri, masih banyak mereka yang menemani, namun hatikulah yang sebenarnya sunyi, karena sambutnya tak jua menghampiri.
Hmmmm.. derita hati yang tak mau pergi, dia menari-nari diatas perih.
Aku adalah orang yang kuat, itu yang ingin aku tanamkan jauh di dalam fikiranku, karena aku ingin benar-benar menjadi kuat dengan setiap keadaan yang menghampiriku.
Kamu adalah salah satu pokok deritaku, yang akhir-akhir ini menyapaku.
Sebenarnya aku ingin benar-benar pergi, melupakanmu dengan sekuat hati. Namun ternyata sulit dan sakit untuk menjauh pergi. Hingga aku hanya bisa menangis sendiri.
Berkali-kali aku ingin mengakhiri, detik-detik melelahkan karena egoisnya hati. Aku ingin bebas bernyanyi, dawai-dawai hati pengusir sepi.
Aku ingin melagukan warna yang ceria, bukan hanya duka nestapa semata. Aku tak ingin menitku sia-sia, hanya untuk meratapimu duhai hati yang amat durjana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar