. . .
Hujan masih merintik, lukisan sore tak
nampak indah seperti biasa, gerimis di pertengahan bulan Mei yang basah
buyarkan jingga yang biasanya menyala.
Senja ini demikian gelisah, seperti
terusik cemas akan cerita yang tak ingin dibayangkan, teramat mengerikan.
Gerimis meluap, menjadikan sungai nampak
garang dengan arusnya. Menjadikan delta makin mengkristal di tepian.
Kabut seolah ingin menjadi selimut,
beranjak turun bersana dingin yang kian menelusup.
Ada sebuah peristiwa beraroma duka, maut
sebagai tokoh utama bertandang tiba-tiba, menyentakkan sesiapa.
Ada duka diujung senja, ada cerita memaksa
menggurat lara, menampar ketenangan, melempar pada gersangnya pengharapan.
Airmata mengembang di bawah gerimis, hati
kian menggigil diantara cemas tak berujung.
Masih besar harapan, keajaiban mewujud
ditipisnya kemungkinan.
Di antara isak dan putus asa, senantiasa
terselip lawatan doa, kuasaNya mengganti cemas dengan bahagia yang tak lepas,
tak ada batas.
. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar