Senin, 14 Mei 2012

Duka di Ujung Senja



. . .
Hujan masih merintik, lukisan sore tak nampak indah seperti biasa, gerimis di pertengahan bulan Mei yang basah buyarkan jingga yang biasanya menyala.
Senja ini demikian gelisah, seperti terusik cemas akan cerita yang tak ingin dibayangkan, teramat mengerikan.
Gerimis meluap, menjadikan sungai nampak garang dengan arusnya. Menjadikan delta makin mengkristal di tepian.
Kabut seolah ingin menjadi selimut, beranjak turun bersana dingin yang kian menelusup.
Ada sebuah peristiwa beraroma duka, maut sebagai tokoh utama bertandang tiba-tiba, menyentakkan sesiapa.
Ada duka diujung senja, ada cerita memaksa menggurat lara, menampar ketenangan, melempar pada gersangnya pengharapan.
Airmata mengembang di bawah gerimis, hati kian menggigil diantara cemas tak berujung.
Masih besar harapan, keajaiban mewujud ditipisnya kemungkinan.
Di antara isak dan putus asa, senantiasa terselip lawatan doa, kuasaNya mengganti cemas dengan bahagia yang tak lepas, tak ada batas.
. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar