~ ~ ~
Episode airmata yang melelahkan
Hilir mudik harapan usang
Harus segera terlupakan
Takut terjatuh
Dan takut tak bisa bangkit lagi
Begitu patah
Dalam sunyi yang menjamah
Gerimis mengayun langkah
Merintik jatuh berlepasan
Seumpama tetes airmata dalam luka
Tak mampu lagi untuk bertahan
Inilah sunyi ...
Separuh jiwaku pergi
* * *
Jumat, 31 Agustus 2012
Muara Kita
~ ~ ~
Langkah kembali gontai
Hati kembali sepi
Airmata kembali menganak sungai
Detik yang kembali sunyi,membunuhku
Dengan lukaku, aku tak mampu
Dirimu dahulu penopang sepiku
kini perlahan jauh, karna pintaku
Aku yang takut kehilanganmu
namun aku takhluk oleh acuhmu
Aku tak sanggup lagi menunggu
Meski dengan itu, aku kehilangan sebagian hidupku
Tinggalkan aku dengan kerelaanmu
Kuantar pergimu bersama seluruh cintaku
Tetap saja, aku kehilanganmu
Milik-ku . . .
* * *
Langkah kembali gontai
Hati kembali sepi
Airmata kembali menganak sungai
Detik yang kembali sunyi,membunuhku
Dengan lukaku, aku tak mampu
Dirimu dahulu penopang sepiku
kini perlahan jauh, karna pintaku
Aku yang takut kehilanganmu
namun aku takhluk oleh acuhmu
Aku tak sanggup lagi menunggu
Meski dengan itu, aku kehilangan sebagian hidupku
Tinggalkan aku dengan kerelaanmu
Kuantar pergimu bersama seluruh cintaku
Tetap saja, aku kehilanganmu
Milik-ku . . .
* * *
Sesalku dalam diammu
Prahara dalam diammu
Menghanguskan keegoan dalam kekakuan fikirku
Mencabik rasa perih membatu
Dikehampaan langkah tanpa sambutmu
Ingin kunikmati sesal ini
Dan sembunyikan diri dibalik malam
Namun tubuhku melunglai
Sebab rindu telah sampai diujung jemariku
Aku tak mampu hapus sakit dihatimu
Namun aku juga tak mampu memupus semua tentangmu
Dikedalaman cintaku masihlah satu
Lempeng cinta bertulis namamu
Menghanguskan keegoan dalam kekakuan fikirku
Mencabik rasa perih membatu
Dikehampaan langkah tanpa sambutmu
Ingin kunikmati sesal ini
Dan sembunyikan diri dibalik malam
Namun tubuhku melunglai
Sebab rindu telah sampai diujung jemariku
Aku tak mampu hapus sakit dihatimu
Namun aku juga tak mampu memupus semua tentangmu
Dikedalaman cintaku masihlah satu
Lempeng cinta bertulis namamu
Kamis, 30 Agustus 2012
Cahaya yang harusnya tak menyapa dalam gelap jiwa, meski cahaya itu menyapa dengan penuh kilaunya, tak harusnya mengakar dalam dada, hingga luka kan menganga jika kehilangannya...
~ ~ ~
Aku seolah airmata yang tak pernah sampai di pelupuk
Aku seolah airmata yang tak pernah sampai di pelupuk
Hanya terpendam menjadi bongkah menyesakkan
Akan nampak elok jika tetap bersemayam dalam diam
Kar'na nampakku adalah sebuah tangisan
* * *
* * *
Resah Tak Bernama
~ ~ ~
Aku kembali pada titik dimana aku tak bisa tersenyum dengan lapang
Melangkah dengan ringan
Tak mampu menengadahkan kepala, menatap birunya langit
Serta indahnya pelangi
Kian tertunduk dalam buaian beban
Bersama sedikit pilu, tertahan
Ah... sebenarnya beban apa ini
Aku tak sanggup membagi
Tak sanggup mencari arti
Tak sanggup pula mengikis sedikit demi sedikit
dari hati
Jika saja rintik hujan mampir dipagi ini
Mungkin saja dapat aku titipkan sedikit pilu
Biar ia mengalir bersama rintik yang jatuh kebumi
Agar hatiku tak terasa berat
oleh beban tak bernama ini
Beban tak bernama ini kusimpan dalam keheningan
Biar anginpun tak mampu tahu
Ada beban menggelayut dalam benakku
Jangan ada yang sampai tahu
Aku hanya ingin nikmati beban itu
Dalam helaan panjangku
* * *
Aku kembali pada titik dimana aku tak bisa tersenyum dengan lapang
Melangkah dengan ringan
Tak mampu menengadahkan kepala, menatap birunya langit
Serta indahnya pelangi
Kian tertunduk dalam buaian beban
Bersama sedikit pilu, tertahan
Ah... sebenarnya beban apa ini
Aku tak sanggup membagi
Tak sanggup mencari arti
Tak sanggup pula mengikis sedikit demi sedikit
dari hati
Jika saja rintik hujan mampir dipagi ini
Mungkin saja dapat aku titipkan sedikit pilu
Biar ia mengalir bersama rintik yang jatuh kebumi
Agar hatiku tak terasa berat
oleh beban tak bernama ini
Beban tak bernama ini kusimpan dalam keheningan
Biar anginpun tak mampu tahu
Ada beban menggelayut dalam benakku
Jangan ada yang sampai tahu
Aku hanya ingin nikmati beban itu
Dalam helaan panjangku
* * *
Selasa, 28 Agustus 2012
Hakikatmu
~ ~ ~
Sekejap berlalu
Sekejap berlalu
Tak ada yang mampu mengisi kosong itu
Semua menghampa
Tak ada kata
Ataupun cerita
Semua kosong
Semua hampa
Sebab kamulah sampul kosongnya jiwa
* * *
* * *
Selasa, 14 Agustus 2012
Derita Cinta
~ ~ ~
Inilah waktu
Dimana bianglala terlarut dalam tangisan
Memerah airmata dalam teguk keperihan
Memanggul duka pada puncak kepenatan
Inilah waktu
Ketika sepi harus kembali menari dalam hari
Melepaskan isyarat hampa pada seteguk mimpi
Menjadikan ajal sebagai penyambut nyerinya hati
Terlambat melepas
Terlambat untuk merelakan
Jejak bayangan telah sukar dihapuskan
Mengeras pada lintasan angan
Inilah jerat waktu
Jeratan yang diantar sepi pada mahligai rindu
Melumpuhkan riuh menjadi haru
Derita Cinta itu
menjadikan semua terasa kelu
* * *
Inilah waktu
Dimana bianglala terlarut dalam tangisan
Memerah airmata dalam teguk keperihan
Memanggul duka pada puncak kepenatan
Inilah waktu
Ketika sepi harus kembali menari dalam hari
Melepaskan isyarat hampa pada seteguk mimpi
Menjadikan ajal sebagai penyambut nyerinya hati
Terlambat melepas
Terlambat untuk merelakan
Jejak bayangan telah sukar dihapuskan
Mengeras pada lintasan angan
Inilah jerat waktu
Jeratan yang diantar sepi pada mahligai rindu
Melumpuhkan riuh menjadi haru
Derita Cinta itu
menjadikan semua terasa kelu
* * *
Senin, 06 Agustus 2012
Jalan Hitam
. . .
Jalan-jalan hitam
pekat
Samar tak berkesudahan
Jalan-jalan hitam
dalam ceruk tangisan
dari dasar palung hatiku
Ada yang terhampar
pada jejak hitam
tanpa nyala
tanpa setitikpun cahaya
Aku melata
Mengendus jejak dari sesiapa
Tapi lama
tak mampu temukan jalan cahaya
Jalan-jalan hitam
melegam
Mengantarku pada titik hilang
tanpa pandangan
* * *
Langganan:
Postingan (Atom)