Jumat, 25 Mei 2012

Memory Of You


- - - - -

... Hujan masih saja lebat, padahal ia telah menjatuhkan diri semenjak dua jam yang lalu.
Basahnya menggeliatkan tanah juga pepohonan, menjadikan hawa dingin menampakkan wajah di sudut-sudut rumah.
Isyarat hujan mengurai kisah penat bersama airmata yang sekian tadi enggan berhenti.
Ahh... hujan, barangkali ia hendak menceritakan perihal apa yang membinasakannya dalam gelap senja.

- - -

Ingin mengurai simpul memory satu persatu dengan terbata tanpa bicara bersama basah hujan yang menggenang disudut senja.
Diantaranya terselip satu nama, kilaunya pun masih nampak jelas dalam ruang tak bermata.
Dia yang menjadikan lagu semakin merdu dengan lembut bahasanya.
Sajak yang tak bernyawa ia jadikan indah dalam makna.
Menyihir kata menjadi sebuah cerita, suka cita.

- - -

Pisau tajam menunjukkan kilatannya, kuasanya menghujam angan, menjadikan mimpi tiada, binasa.
Hanya sejenak cerita kau ukirkan, pada akhirnya sebuah sayatan, menyakitkan.
Adalah dirimu yang dahulu menjadi simpul senyum, harga mati dari sebuah harapan.
Namun kini, kau yang memapah luka untuk menceritakan perih sayatannya.

- - -

Hujan menangis pada batu
Ia penuhi senja dengan ratapannya
Menjadikan langit basah ribuan makna

Di antara diam, ada rindu yang beranjak mendendam
Dalam keping luka, sayatan dalam, berkepanjangan. . .


* * *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar