Aku
mencoba mengais makna dibaliknya
Seperti
itukah gulana hatimu
Mendung
mengabu dikedua pelupuk matamu
Ada
basah yang tertahan
Mungkin
buah perih bergelimangan
Dekapku
mungkin luruhkan harumu
Menjadikan
tetes airmata hendak merayu
Jika
saja aku mampu mengucap
Lepaskan
saja beban yang sebenarnya ada
Jangan
jadikan hatimu tempat beban itu membatu
Mengaburkan
ceriamu yang teramat indah untukku
Lorong
waktu membawa serta malaikat
Antara
sayapnya ada ribuan nasihat
Ialah
jala doa dalam isak airmata
Beserta
tulus kembalilah padaNya
Menghamba
dengan sebenarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar