. . .
Sudah
menjadi cerita yang tak bisa ditutupi, pertemuan yang tak disangka mampu
hadirkan sesuatu yang tak seharusnya.
Ia memompa pelan,
dalam denyut nadi yang menggenggam berkepanjangan.
Meski kutepis,
lagunya masih terdengar sayup-sayup diantara basah senja. Mengukuhkan bayangmu
dalam butiran nyata.
Kamu seolah hantu, datangmu tak kutahu, pergimu hancurkanku.
Pertemuan itu terus memagariku, diantara dinding-dinding batu pesonamu, hinggaku tak mampu berlalu, acuhkan hadirmu.
Membatukan bayangmu disudut kerinduanku, meski dalam bisu.
. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar