Angin
berbisik
Manis
sekali
Bisiknya
padatkan waktu
Menyimpan
sekeping kisahku
Masa lalu
Sekian
musim bersembunyi, dari kampung halaman
Sepotong
kabarpun tak pernah aku bagi
Untuk
camar penopang hati
Pemuja
setia yang tak pernah usai dengan doa tuanya
Namun ada
rindu yang tak mampu disamarkan
Antara
dingin serta hujan
Ia
menggigil di sudut hati
Tak
nampakku, bersembunyi
Rindu yang
tak bisa dipahami
Memapahku
berjalan kembali
Mengurai
rindu yang sempat tertahan
Memaksa
mimpi berlarian
Tunggang
langgang, tak beraturan
Adalah
rindu teruntuk ibuku
Pemuja
setia yang tak pernah lelah mencinta
Dengan
sepenuh tulusnya
Wahai Ibu
. . .
Rindu ini
mengantarku pulang
Sambut
aku, si anak hilang
* * * * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar