- - - - -
-
-
-
Lelah menyergap nafasku
Sekian waktu kuserahkan kaki untuk menari di keluasan tubuhmu
Menguliti makna diam, antara gemuruh tawa
Abaikan ruang perih yang kapan saja bisa melukai
Ia yang menuntunku sampai disini
Menjadikan gairah terbakar api, karenamu
Ia mengantarku memapah rindu dalam badai, cintamu
.
.
Tak pula itu
Ia menjadikan pupus meruas antara tulangku
Setelah wartamu menghilang dalam keping waktu
Ia yang membuat jiwa seolah tiada
Menggelepar di linang airmata
.
.
Ia juga membuatmu indah nampak di mataku
Ia pun yang mengantarku pada batas mengangankanmu
Ia adalah hati
Dipelukannya kini maut menagih janji
Karena sunyi kehilangan api
Karena hati ingin sembunyi, dari mencintai
.
.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar